Home » » Honorer Sampai Mati

Honorer Sampai Mati

Kisah-kisah para pejuang para pengabdi keadilan mungkin sudah banyak kita dengar, dimana pengorbanan seorang honorer sudah benar-benar habis di uji kepamrihannya, loyalitasnya, ke sungguhannya dalam mengabdi kepada negara.

Tapi mungkin hanya sedikit dari kita yang mendengar tentang pengorbanan seorang honorer sampai kematian menjemputnya. Berikut kita simak kisahnya;



semarang | pta-semarang.go.id
"Innalillahi wa innailaihi rojiun, telah berpulang ke rahmatullah sdr. Ibnu Handoyo pada hari Senin tgl 31 Mei 2010 pukul 10.00 wib", demikian isi sms yang membuat kami tersentak antara percaya dan tidak percaya pada kabar tersebut.

Sedemikian cepat sahabat dan senior kami Ibnu Handoyo, A.Md meninggalkan kami berpulang ke Rahmatullah, tetapi demikianlah ajal, tidak ada seorangpun yang dapat memprediksi kapan datang dan siapa yang dihampirinya sebagaimana yang terjadi pada Ibnu Handoyo.

Hanya selang beberapa menit sebelum meninggal, sekitar pukul 09.30 wib, almarhum masih berkomunikasi via ponsel dengan beberapa rekan di PA Semarang yang menanyakan perkembangan kondisi kesehatannya mengingat beberapa minggu sebelumnya almarhum sempat dirawat di RSUD Ungaran karena infeksi tetanus pada telapak kaki karena terinjak paku sewaktu kerja bakti membenahi mushola di samping rumahnya.

Saat dihubungi almarhum sempat menyatakan bahwa kondisinya sudah baik dan hendak kontrol ke RSUD Ungaran. Menurut penuturan istri almarhum, Senin pagi sebelum meninggal, almarhum masih sempat mengendarai sepeda motor sendiri dengan memboncengkan istrinya untuk kontrol di RSUD Ungaran, namun ketika sedang menunggu antrian periksa, tidak disangka almarhum pingsan di tempat duduk dan oleh petugas RS segera dilarikan ke IGD, namun sebelum sempat mendapatkan perawatan medis, jiwanya sudah tidak tertolong lagi.

Kepergian almarhum merupakan duka yang mendalam bagi rekan2 almarhum khususnya dan bagi Peradilan Agama se-Jawa Tengah, karena almarhum merupakan salah satu pionir dalam pengembangan IT di Peradilan Agama di lingkungan PTA Semarang dan merupakan salah satu pendiri website pasemarang.net yang pernah mendapatkan penghargaan dari Ditjen Badilag sebagai situs web Pengadilan Agama pertama di Indonesia.

Almarhum yang merupakan lulusan D3 Komputer Bisnis STEKOM PAT Semarang tersebut sangat mumpuni dalam seluk beluk IT sehingga selalu menjadi andalan bagi rekan-rekan dan Pimpinan di PA Semarang.

Almarhum Ibnu Handoyo, A.Md, lahir di Boyolali tanggal 5 Mei 1974, meninggalkan seorang istri dan 2 (dua) orang anak yang masih kecil.
gsgsKini almarhum yang telah mengabdi di PA Semarang sebagai tenaga honorer kurang lebih sudah 16 tahun telah pergi, namun jejak pengabdiannya untuk lembaga peradilan agama tidak akan hilang. Semoga semua amal kebaikannya diterima disisi Allah SWT. Keluarga besar PTA Semarang dan redaksi pta-semarang.go.id turut berduka cita, Allahumaghfirlahu warhamhu.(mr-ira1)

sumber : http://www.pta-semarang.go.id/berita-umum/130-pa-semarang-kehilangan-satu-tokoh-it-yang-mumpuni.html



Masih ada lagi kisah seorang honorer yang mengabdikan dirinya sampai ajal menjemput yaitu dari Pengadilan Agama Kebumen, seorang sosok yang sangat dibangakan, sudah 4 tahun lebih dia mengabdi di PA Kebumen, bayak hal yang dia perbuat untuk Pengadilan Agama Kebumen, terutama di pengembangan IT Pengadilan Agama Kebumen.


Jakarta | badilag.net
Ibarat jantung, berperan penting tapi tidak kelihatan dari luar. Ibarat itu mungkin pas untuk Wahyu Kurniawan, honorer PA Kebumen yang telah berpulang ke Rahmatullah, pada hari Rabu kemarin (31/3), sekitar pukul 6.30.

Almarhum yang lahir pada 8 Mei 1982, namanya memang tidak begitu dikenal oleh warga peradilan Indonesia, kecuali bagi PA di wilayah Jawa Tengah. Namun perannya dalam menguatkan pengembangan teknologi informasi dirasakan oleh banyak orang. “almarhum menjadi tempat konsultasi simpeg, siadpa hingga website bagi sebagian temen-temen di Jawa Tengah”, aku Tohir melalui yahoo masangger kepada redaksi, kemarin (31/3).

Dalam situs jejaring sosial, facebook, Naila Saad pun begitu kehilangan sosok lulusan D.3 Teknik Informatika Yogyakarta ini. Ia menampilkan sejumlah photo kenangan dengan almarhum ketika berada dalam satu kegiatan bertema pengembangan teknologi informasi.

Hal serupa juga juga diakui oleh Panitera/Sekretaris PA Purwokerto, Anwar Fauzi. Anwar yang memberikan data diri almarhum kepada redaksi melalui yahoo masangger Rabu sore (31/3), membenarkan bahwa almarhum banyak berperan dalam pengembangan IT di wilayah PTA Jawa Tengah.

Kini, Wahyu Kurniawan yang menjadi Honorer di PA Kebemen TMT 1 Juli 2006 telah pergi untuk selamanya, namun jejak pengabdiannya untuk lembaga peradilan agama tidak akan hilang. Semoga semua amal kebaikannya diterima disisi Allah Swt. Keluarga besar Ditjen Badilag dan redaksi badilag.net turut berduka cita, Allahumaghfirlahu warhamhu. (asnoer)

sumber : http://www.badilag.net/index.php?option=com_content&task=view&id=4456

Menyimak kisah mereka di atas seharusnya Mahkamah Agung selaku lembaga tertinggi peradilan jeli melihat potensi-potensi para honorer yang ada di peradilan. Kurang apa lagi sih? 16 tahun mengabdi kepada Negara tentunya bukan hal yang sebentar, sementara sebagian para honorer yang berada di PEMDA tidak harus selama itu untuk mendapatkan gelar PNS.



Dalam hal kemampuan, tengok sajalah langsung website pa semarang pa kebumen, dan mungkin banyak lagi website lain yang telah di bangun dan di buahkan oleh para honorer. Di samping itu juga ada banyak kemajuan dalam hal pengembangan pelaksanaan system informasi keperkaraan, kepegawaian dll yang sudah di bangun bersama-sama dengan pegawai honorer.

Apa yang telah dihasilkan oleh mereka semoga bisa menjadi sebuah penyemangat agar kita juga bisa berkarya dengan lebih baik lagi dan semoga pemerintah juga bisa secepatnya memperhatikan nasib kita para honorer mahkamah agung.

0 komentar:

Posting Komentar